“hyung, tidak perlu seperti ini..” ucap Jaejoong frustasi karena Taeyang memaksa mengantarkan jaejoong sampai di bangkunya dengan selamat, sementara Changmin dan Seungri hanya menurut saja. Kalau di ibaratakan dalam keluarga KIM, Top,Taeyang,Daesung, dan Chansung berada di kasta ksatria, Jaejoong adalah putri yang perlu diselamatkan, sementa Changmin dan Seungri ada di kasta terendah yaitu rakyat jelata.
“Ini demi keselamtanmu, Joongie. Hyung tidak mau hal yang sama terjadi kembali.” tegas Taeyang dengan terus memeluk bahu Jaejoong yang berjalan setengah melayang disebelah Taeyang.
“Hyung, disini tidak ada mobil yang melintas. Ayolah.. ” Rengek Jaejoong lagi.
“Tidak ada penolakan” tegas Taeyang.
“Hyung, apa aku bisa ke kelas sekarang? Masih ada tugas yang belum aku selesaikan hyung” ucap Seungri yang sedari tadi berjalan dibelakang Taeyang dan Jaejoong.
“Apa tugasmu lebih penting dari pada kepalamu yang akan melayang dengan tanganku ini, Seungri?” tanya Taeyang dengan tersenyum manis. Sementara alaram tanda bahaya sudah terpasang di atas kepala Changmin, demi keamanan, namja tinggi itu lebih memilih menutup mulutnya rapat-rapat.
“Mi.. Mianhae hyung” jawab Seungri menunduk.
“Seungri hyung, lebh baik hyung langsung ke kelas saja. Joongie tidak perlu diantar beramai-ramai seperti ini” ucap Jaejoong. ” tidak masalahkan, Taeyang hyung?”
“Ya sudahlah. Tidak masalah. Kali ini hyung ampuni” ucap Taeyang.
Baru saja akan melangkah di anak tangga pertama, rahang Changmin hampir jatuh melihat Yunho berjarak tujuh tangga dari mereka dengan senyum merekah dibibirnya yang Changmin yakin bisa merobek mulut Yunho.
“Annyeong Taeyang hyung..” sapa Yunho sok akrab. Sementara changmin sudah benar-benar menganga lebar dan Jaejoong yang juga ikut menganga melihat Yunho yang terlalu berani mati muda.
“Siapa kau? ” tanya Taeyang dengan wajah datar.
“Jung Yunho imnida, teman sekelas Changmin. Aku lumayan sering bermain kerumah hyung, hanya saja kita jarang bertemu. Karena yang ku dengar, hyung sangat sibuk bekerja” jawab Yunho tak gentar.
“Oh..” jawab Taeyang tak peduli. Sementara Jaejoong seperti sudah tak bernyawa lagi berdiri di depan Yunho. Wajahnya pucat pasi melihat Hyungnya dan Yunho berhadapan langsung seperti ini. Dan Changmin sudah memanjatkan seribu doa untuk kebodohan Yunho yang satu ini.
“Anyeong Boo…” sapa Yunho pada Jaejoong yang kini benar-benar kehilangan nyawanya. Tangannya dingin dan badannya bergetar hebat, sementara Changmin berdoa agar Tuhan menghilangkan dirinya dari Yunho dan Taeyang yang saat ini sedang bertransformasi menjadi iblis.
“Siapa yang kau panggil Boo?” tanya Taeyang dengan menaikkan dagunya sedikit. Pertanda alam kalau yang mulia Taeyang mulai naik darah.
“Tentu saja Jaejoong. Itu panggilan sayangku pada Joongie, Hyung” mati kau Jung Yunho.
“Maaf?” ucap Taeyang merasa tak percaya dengan pendengarannya sendiri.
“Boo itu panggilan sayangku pada Joongie,hyung” jawab Yunho masih dengan senyum yang itu-itu saja.
Dibelakang punggung Taeyang, Changmin tengah memelototkan matanya dan seolah berkata ‘apa kau gila?’
“Hyung.. Aaa.. Jo-jongie bisa jelaskan ini..” ucap Jaejoong gemetar setelah Taeyang memelototinya seolah meminta penjelasan mengenai orang gila- Yunho- dihadapannya sekarang ini.
“Jelaskan” ucap Taeyang bak jenderal.
“Yu-Yunho sunbae-nim ini teman Changmin Hyung, dan.. Dan.. Dia juga sering menjaga Joongie disekolah kalau saja ada yang berani macam-macam pada Joongie.. Iya.. Begitu..” ucap Jaejoong terbata.
“Benar hyung, itu benar sekali.. Ya.. Itu benar..” sambung Changmin bersemangat.
” Siapa yang meminta kau bicara?” tanya Taeyang dengan wajah datar.
“Mianhae, Hyung”
“Dan hyung.. Aku ini kekasihnya Joongie” ucap Yunho ceria.
Setelah ucapan bak kutukan itu keluar, petir seolah menyambar kepala Taeyang. Darahnya mendidih, tanduk seolah tumbuh di kepalanya, Taeynag sudah berancang-ancang menghajar Yunho detik itu juga, sampai satu suara menghentikan taeyang yang sudah mencengkram kerah baju Yunho.
“APA YANG KAU LAKUKAN Pada MURIDKU, BERANDALAN KAMPUNG?” teriakan bak petir itu menghentikan aksi Taeyang seketika. Taeyang kenal suara ini, bahkan tanpa harus melihat kebelakang pun Taeyang tau siapa yang sedang meneriakinya saat ini.
ANNYEONGHASEYOOOOOOOOOOOOO
ABEL IMNIDA..
Ini cuma teaser aja kaka-kaka… Kira-kira masih ada yang ingat ga ya?
LITTLE Mrs. JUNG
.
.
.
CHAP 3
.
.
.
10 tahun kemudian..
“Joongie, perhatikan semua yang kau perlukan sebelum berangkat kesekolah…” ucap Kim umma di depan pintu rumah, dimana sang anak sedang memakai sepatunya.
“Ne umma. Sudah semua. Tenang saja. Jangan memperlakukan Joongie,seolah-olah Joongie ini masih duduk disekolah dasar umma. Joongie sudah SMA..” ucap Jaejoong sambil tersenyum lucu. tidak ada yang berubah, perhatian yang di berikan sang umma padanya bisa di bilang sangat berlebihan jika mengingat Jaejoong sudah SMA.
“Umma hanya mengingatkan. Ingat, kita sudah lama meningglakan seoul. Pasti banyak yang berubah, bisa saja nanti di tengah jalan kau…”
“Joonggie berangkat umma…” ucap Jaejoong memotong perkataan ummanya, namja itu tersenyum sambil mencium pipi kiri umma nya dan berlari keluar pagar rumah. Jika di biarkan, ummanya bisa tidak berhenti mengingatkannya tentang banyak hal.
“Hati-hati, Joongie…” teriak umma Kim lagi.
“Ne umma. Bye..” ucap Jaejoong sambil melambaikan tangannya.
.
.
.
Jaejoong berdiri di depan bangunan sekolah yang tampak berbeda dari 10 tahun yang lalu saat dia masih bersekolah disana, dia tersenyum malu saat mengingat betapa genitnya tingkahnya masih kecil. Jaejoong masih ingat betul bagaimana dia bersikap protective pada namja yang biasa si panggilnya Yunnie dulu. Bagaimana kesalnya dia saat Yunnienya berada di sekitar yeoja-yeoja yang tidak dia kenal. Dan bahkan dia masih ingat saat Yunnie-nya dulu sering mengunjunginya di kelas.
“Kenapa Joongie bisa segenit itu dulu..” ucap Jaejoong entah pada siapa dan terkikik sendiri.
Namja cantik yang sudah berstatus murid SMA itu berjalan dengan senyum mengembang. Sudah seminggu dia pindah kesekolah itu dan menjadi murid baru, pindahan dari Jepang tentunya.
Saat sedang beristirahat, Jaejoong melihat segerombolan anak TK yang berlalu-lalang di lapangan, ada yang berlari, ada yang terlihat bergandengan tangan, dan ada juga yang berjalan bak model, dan hal itu membuat Jaejoong tersenyum sendiri.
“Melihat ini Joongie jadi ingat Yunnie.. apa dia masih mengenal Joongie ya? Tapi tunggu.. siapa nama asli Yunnie?” ucap Jaejoong pada dirinya sendiri. Baru dia sadar sekarang, kalau dia lupa siapa nama asli Yunnie-nya.
.
.
.
“Presdir Jung, ini file yang anda minta. Ada lagi?” Tanya sang sekertaris dengan sikap hormat.
“Tidak, terima kasih.” Ucap sang presdir yang bernama lengkap Jung Yunho itu sambil tersenyum.
“Eum.. Presdir, setelah ini jadwal anda sudah selesai, kalau boleh, apa saya boleh izin pulang lebih awal? Eum.. soalnya anak saya sedang sakit, presdir Jung..” ucap sang sekertaris merasa tidak nyaman dengan ucapannya sendiri.
“Sakit? Sakit apa?”
“Demam sajangnim. Anak saya baru tumbuh gigi, jadi..”
“Tidak masalah. Sampaikan salamku pada anakmu, ne?” ucap Yunho maklum.
“Ah, gomawo sajangnim..” ucap sang sekertaris membungkuk hormat.
“Ne.”
Yunho kembali tenggelam pada pekerjaannya yang selalu menumpuk dan selalu membuatnya lembur, bahkan bisa tidak pulang berhari-hari kerumahnya. Di dalam ruangannya tersedia kamar lengkap dengan isinya. Kalaupun dia pulang, siapa yang akan menyambutnya? Semenjak appa nya sakit dan menetap di amerika untuk pengobatan, Yunho harus mengerjakan semua pekerjaan yang harusnya di tanggung sang appa dan membuatnya semakin malas untuk pulang kerumah. Toh dirumah dia akan tetap sendirian. Jadi apa bedanya dengan di kantor?
Yunho masih sibuk melihat file-file di tangannya, sesaat matanya menangkap satu nama yang sudah lama tidak pernah di ingatnya lagi. “Jaejoong..” ucap Yunho pelan.
Ingatan Yunho melayang pada sosok kecil yang selama beberapa tahun ini terlupakan olehnya, kesibukannya membuatnya melupakan segalanya, seluruh perhatiannya hanya tercurah pada pekerjaannya.
Yunho menarik laci meja kerjanya dan mencari-cari sesuatu yang sudah lama terkubur di lacinya bertahun-tahun. Fotonya bersama dengan Jaejoong, sepuluh tahun lalu…
“Apa kabar?” ucap Yunho sambil memandang foto Jaejoong yang duduk di pangkuannya. “Kau masih mengingatku, Joongie?” ucapnya lagi pada foto itu.
Yunho tersenyum kecil mengingat namja yang berada dipangkuannya di dalam foto itu. “Tidak ada yang berisik lagi setelah kau pergi, Joongie. Harus kucari dimana lagi adik sepertimu?” ucap Yunho sambil tersenyum miris. Dia merindukan namja kecil itu, namja yang sepuluh tahun lalu meramaikan hidupnya, membuatnya tertawa dengan tingkah menggemaskan namja kecil itu.
“Coba aku punya adik ya, Joongie. Pasti tidak akan sesepi ini. Apalagi kalau aku punya adik sepertimu? “ sambungnya lagi. “Hah.. mendadak aku merindukan masa SMA…” desah Yunho. Sudah lama dia lupa caranya mengeluh, dan sekarang, dia melakukannya.
.
.
.
.
Pulang sekolah adalah waktu untuk si cantik tidur siang, sudah jadi jadwal rutinnya seumur hidup. Tapi hari ini, namja cantik itu tidak bisa memejamkan matanya, kepalanya sibuk berpikir tentang nama asli dari namja yang selalu disebutnya suaminya dulu. Dia membalik-balikkan badannya di ranjangnya dan memukul pelan kepalanya, memaksa otaknya untuk mengingat nama asli Yunnienya.
“Joongie.. ayo ingat… ingat..” ucap Jaejoong frustasi karena dia tak bisa juga mengingat nama namja yang di klaimnya sebagai suaminya itu.
“Joongie…” panggilan Kim umma di luar pintu kamarnya membuat namja cantik itu menoleh kearah pintu kamarnya dan mengedip sebentar.
“Ne umma?”
“Ada yang ingin bertemu Joongie. Turunlah…” ucap Kim umma dan berjalan meningglkan kamar Jaejoong.
Jaejoong berdiri di ranjangnya dan melompat dengan cepat. Baru saja dia ingin memutar knop pintunya, tiba-tiba dia sadar sesuatu. “Siapa yang mencari Joongie disini? Teman sekolah? Sepertinya tidak mungkin…” ucap Jaejoong kebingungan. “Atau itu Yunnie?” ucapnya semangat dan memutar knop pintunya dan berlari kebawah.
Matanya berkedip-kedip lugu, dia menatap yeoja cantik berrambut hitam dengan tampilan elegan dan terlihat dewasa. Yeoja yang sangat di rindukannya, yeoja yang sudah di anggapnya noona kandungnya sendiri…
“Sooyoung noonnaaaa….” Teriak Jaejoong dan berlari kearah Sooyoung yang tengah berbincang dengan umma Kim.
“Joongie? Tunggu..!” ucap Sooyoung menahan Jaejoong yang sudah bersiap memeluknya. “Kau Joongie kecilku?” selidik Sooyoung. Jaejoong mengangguk lucu.
“Noona, peluk Joongie… joongie sangat merindukan noona..” ucap Jaejoong lagi dan menyadarkan Sooyoung, kalau namja yang berada di hadapannya saat ini adalah Joongie kecilnya dulu.
“Aigoo…” ucap Sooyoung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Noona lamban sekali…” kesal Jaejoong dan memeluk Sooyoung erat.
“Kau sudah lebih tinggi dariku sekarang..” ucap Sooyoung meneteskan air matanya di pelukan Jaejoong.
“Tentu.. dulu noona selalu mengingatkan Joongie untuk minum susu kan?” ucap JAejoong bangga.
“Ne. aku selalu mengingatkan Joongie ..” ucap Sooyoung di tengah rasa harunya.
“Ya! Jangan menangis noona.. ayo kita bercerita noona..” ajak Jaejoong semangat. Sepuluh tahun waktu yang cukup lama kan? Dan Jaejoong ingin membagikan ceritanya dan ingin mendengarkan cerita Sooyoung tentunya.
.
.
.
“Sekertaris Hwang..” panggil Yunho pada sekertarisnya yang sedang sibuk dengan data-data di layarnya.
“Ne sajangnim?”
“Hari ini aku ingin ke sekolah lamaku.pihak sekolah memintaku untuk jadi pembicara disana. Apa hari ini jadwalku sudah selesai?”
“Eum.. jam enam sore nanti ada pertemuan dengan perusahaan asing sajangnim. Tapi, untuk beberapa jam kedepan, jadwal anda kosong.” Jawab sang sekertaris.
“Ini masih jam 10 pagi. Baiklah kalau begitu, Aku pergi dulu. Kalau ada yang mencariku, katakan aku akan kembali setelah makan siang. Ara?”
“Ne sajangnim..”
Yunho mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang sambil mendegarkan radio yang sedang memutar lagu-lagu terbaru, sesekali Yunho terlihat ikut menyanyikan lagu yang sedang di putar di radio. Sesampainya di depan gerbang sekolahnya dulu, Yunho menepikan mobilnya di pinggir dekat pepohonan yang berada di sepanjang jalan.
“Banyak yang berubah ternyata…” guman Yunho. Meskipun tinggal di seoul, Yunho sudah bertahun-tahun tidak menginjakkan kakinya ke sekolah ini lagi, kesibukannya benar-benar menyita waktunya, apalagi semenjak appanya sakit.
“Jung Yunho…” sapa seseorang sambil melambaikan tangan pada Yunho.
“Changmin..”
“Kau juga di undang jadi pembicara di acara yang diselenggarakan sekolah kita?” Tanya Changmin sambil berjalan beriringan bersama Yunho.
“Ne. Kau juga?”
“Ne. kebetulan sekali. Ahh.. sudah lama sekali rasanya tidak kesini. Aku jadi ingat Joongie hahaha. Seperti apa ya wujudnya sekarang?” celoteh Changmin ceria.
“Tentu saja berwujud manusia. Dasar bodoh.” Ucap Yunho ikut tertawa.
“Hahaha maksudku, sudah seperti apa wajah istrimu itu. Hahaha rasanya selalu menyenangkan kalau sedang menggodanya.”
“Hahaha entahlah. Ayo kita temui semua songsaengnim disini sebelum ke aula.” Ucap Yunho. Acara itu akan dilaksanakan pukul sebelas siang nanti, sambil menunggu tidak ada salahnya bertemu dengan guru-guru mereka dulu kan?
.
.
.
“Haaah~ kenapa kita harus ikut juga? Pasti akan sangat membosankan mendengar para pengusaha tua itu berbicara..” keluh namja berambut coklat yang sedang duduk dengan gelisan disebelah Jaejoong.
“Hey Kyu, harusnya kau senang karena di izinkan mengikuti seminar seperti ini, apalagi yang jadi pembicara itu alumni sekolah kita kan?” ucap Jaejoong mengingatkan.
“Yeah, dan yang akan berbicara adalah dua orang pengusaha berbadan gendut, dengan perut yang berlomba kedepan, kemudian memamerkan kehebatan mereka dalam mengolah perusahaannya. Asal kau tau saja, Kim Jaejoong, acara seperti ini sudah sering di selenggarakan disekolah. Baru sekali saja aku mengikutinya, rasanya aku tobat untuk mengulanginya lagi. kau tau, sangat membosankan mendengar para pengusaha gendut itu berbicara panjang lebar!” ucap Kyuhyun panjang lebar juga.
“Hahaha siapa tau saja kali ini yang datang adalah pengusaha muda. Jangan berburuk sangka dulu, Kyu..” ucap Jaejoong.
“Cih, ini sudah ke empat kalinya acara seperti ini di selenggarakan. Yang menjadi pembicaranya selalu saja kalau bukan ahjumma berbedak tebal, pasti ahjusshi berperut lebar..” ucap Kyuhyun cuek.
“Hahaha, sudahlah. Eh? Kyu.. mau kemana?” Tanya Jaejoong saat melihat Kyuhyun berdiri.
“Sial, kenapa ubur-ubur itu ada disana…” kesal Kyuhyun dan kembali duduk ditempatnya saat melihat salah satu gurunya berjaga tepat di depan pintu masuk aula. Pupus sudah niat Kyuhyun untuk kabur.
“Kau sedang tidak beruntung, Kyu. Hahaha duduklah yang manis, dan dengarkan Ahjusshi ataupun ahjumma yang akan berbicara nanti dengan manis..” ucap Jaejoong.
Sebelum acara utama dimulai, kepala sekolah mereka memberi kata sambutan yang tidak bisa dibilang singkat, nyaris satu jam dan hampir seluruh murid di dalam aula berusaha melawan mata mereka yang ingin sekali tertutup. Sementara murid yang lain sibuk menahan kantuk, Kyuhyun sibuk dengan PSP nya dan Jaejoong sibuk dengan ponselnya, bahkan sampai suara tepuk tangan malas-malasan terdengar pertanda berakhirnya dongeng sang kepala sekolah, Jaejoong dan Kyuhyun masih saja sibuk dengan ‘mainan’ mereka masing-masing.
Sebuah suara bass yang terkesan berat berhasil mencuri perhatian kedua namja nyaris autis itu, keduanya menegakkan kepalanya bersamaan dan bersamaan terkejut melihat dua orang yang sedang berdiri di podium sambil memperkenalkan diri.
“Shim Changmin imnida…” ucap seseorang di podium dan membuat Kyuhyun hampir saja membuang PSP nya ke neraka.
“Jung Yunho imnida..” ucap seorang namja lagi dan sukses membuat Jaejoong nyaris kehilangan nyawanya. Jantungnya hampir meledak mendengar nama itu, nama yang beberapa hari ini berusaha di ingatnya mati-matian.
“Mwoya!!!??” desis Kyuhyun dan Jaejoong bersamaan.
Kalau Jaejoong terkejut karena orang yang selama sepuluh tahun nyaris terlupakan di ingatannya mendadak muncul kembali, berbeda dengan Kyuhyun. Kyuhyun terkejut karena ada Changmin! Changmin sodara-sodara! Changmin yang membuat Kyuhyun tidak bisa berpacaran dengan yang orang manapun lagi karena sudah terikat dalam sebuah pertunangan. Jangan berpikir Kyuhyun bangga melihat sang tunangan berdiri di podium sana, dia bahkan ingin membuang Changmin ke neraka jahanam detik itu juga kalau saja namja bermulut pedas itu bisa melakukannya.
“Kau mengenal mereka, Kyu?” Tanya Jaejoong penasaran.
“Tidak.” Jawab Kyuhyun panic, keringat menetes di keningnya, wajahnya tiba-tiba saja memucat.
“Kau baik-baik saja, kyu? Kau berkeringat..”
“Aku tidak apa..” jawab Kyuhyun lagi.
“… dan mengenai statusku, aku sudah memiliki tunangan…” terdengar suara dari podium yang di sambut desahan kecewa dari murid yang berada di dalam aula, dan tanpa melihat pun, Kyuhyun sudah sangat yakin kalau itu suara Changmin.
Keringat semakin deras menetes di pelipis Kyuhyun, namja bermulut pedas itu hanya berdoa dalam hati agar Changmin tidak melihatnya dan membeberkan status mereka di depan murid-murid sekolah ini. Kalau sampai itu terjadi, bisa dipastikan, masa remaja Kyuhyun akan hancur. Tidak akan ada yang mau mendekatinya, tentu saja, siapa yang berani mengganggu seseorang yang sudah memiliki tunangan?.
“Dan tunanganku adalah salah satu diantara kalian…” lanjut Changmin dan membuat Kyuhyun benar-benar berada di ambang kehancuran.
“Mati kau, Cho Kyuhyun….” Desis Kyuhyun, wajahnya memucat tanpa di komandoi.
“Apa? Kalian ingin tau namanya?” lanjut Changmin lagi. seringaian iblis tercetak jelas di wajahnya, ekor matanya selalu memperhatikan gerakan Kyuhyun yang gelisah, seperti ada paku tertancap di butt namja bermulut pedas itu.
“Kyu, Gwaenchana?” Tanya Jaejoong lagi.
“N.. Ne..” jawab Kyuhyun tak yakin.
“Namanya Cho Kyuhyun…” lanjut Changmin, seketika suara riuh terdengar diseluruh pelosok aula. Hey, Kyuhyun termasuk dalam jajaran murid-murid popular bahkan saat pertama kali dia menginjakkan kaki di sekolah itu. bisa dipastikan semua murid pasti mengenal nama itu.
“Kyu?” panggil Jaejoong sambil menyentuh bahu Kyuhyun dan seketika namja itu ambruk di tempat duduknya. Kyuhyun si mulut pedas, pingsan karena ketakutan!
.
.
.
.
Jaejoong menatap Changmin yang sedang duduk disebelah ranjang UKS yang ditempati Kyuhyun, sembari mengingat-ingat wajah Changmin yang tak asing dimatanya.
“Kau teman Kyuhyun?” Tanya Changmin tiba-tiba dan membuat Jaejoong terkesiap.
“Ah, Ne. Joongie teman Kyuhyun…” jawab Jaejoong.
“Joongie?” Tanya Changmin sambil memperhatikan Jaejoong dari atas sampai bawah. “sepertinya tidak asing…” batin Changmin.
“Ne, hyung.”
“Nama lengkapmu?”
“Kim Jaejoong..” jawab Jaejoong lagi.
“Kim Jaejoong. OMO! Apa kau Kim JAejoong yang dulu pernah bersekolah disini?” ucap Changmin heboh.
“Ne. hyung… Changmin Hyung teman Yunnie?” ucap Jaejoong tak kalah heboh.
“Ne. Aigo.. kau sudah sebesar ini Joongie? Kau masih ingat saat TK dulu, kau selalu mengatakan Yunho adalah suami mu? Hahaha”
“Hahaha jangan ingatkan Joongie soal itu hyung. Itu sangat memalukan.” Ucap Jaejoong.
“Kau sudah bertemu Yunho, Joongie? Kapan kau kembali?”
“Belum hyung, tadi Joongie hanya melihatnya di podium..” jawab Jaejoong.
“Ahh sebentar lagi juga dia pasti akan selesai. Joongie, beritahu aku, apa kau masih menyukai Yunho?” goda Changmin. Changmin seolah melupakan kepanikannya saat Kyuhyun pingsan tadi.
“Ya! Hyung ! kenapa berkata begitu. Yunho hyung pasti sudah menikah kan?” tebak Jaejoong asal.
“Dia belum menikah, dan aku rasa, kalian sudah bisa merealisasikan hubungan kalian menjadi suami istri seperti impianmu dulu, Joongie.. hahhaa”
“Changmin, apa kau didalam?” suara Yunho terdengar dari luar dan mendadak jantung Jaejoong berdetak tidak normal kembali.
“Masuk saja..” ucap Changmin, dan muncullah sosok itu, namja bermata musang dengan setelan jas lengkapnya.
“Bagaimana Kyuhyun?” Tanya Yunho, tak menyadari ada seseorang yang sedang berdiri tepat di belakangnya.
“Masih belum sadar..” jawab Changmin sambil menunjuk Kyuhyun dengan dagunya.
“Kurasa kau keterlaluan…” ucap Yunho.
“Aku hanya ingin semua orang tau kalau Kyuhyun itu milikku, apa salahnya?” ucap Changmin cuek.
“Tapi kau tau sendiri kalau Kyuhyun belum siap dengan statusnya kan?”
“Ya.. ya.. daripada kau berceramah, sebaiknya kau berkenalan dengan namja yang berdiri di belakangmu itu…” ucap Changmin.
“A.. annyeong..” sapa Jaejoong gugup. Wajahnya memerah tanpa alasan, sementara Yunho mendadak membeku, dia hapal wajah itu walaupun sepuluh tahun sudah berlalu.
“Joongie?” Tanya Yunho memastikan.
“N..ne…” ucap Jaejoong mengangguk malu-malu.
“Kau.. sebesar ini…?” ucap Yunho terbata. Dadanya berdebar halus melihat wajah itu ada dihadapannya lagi.
“Tentu saja, sudah sepuluh tahun berlalu….” Ucap Jaejoong masih salah tingkah.
“Aku pikir kalian butuh waktu berduaan…” goda Changmin.
“Kau…” ucap Yunho ingin protes.
“Sudah.. sudah.. pergi sana. Ohya, jangan lupa genggam tangan Joongie saat menyebrang ne. sebagai suami, kau harus menjaga istrimu dengan baik…” ucap Changmin makin menjadi-jadi.
“Hyung, kenapa kau berkata begitu…” ucap Jaejoong malu.
“Sudahlah, aku mengerti kalian butuh waktu berdua. Apa acaranya sudah selesai?” Tanya Changmin lagi.
“Sudah” jawab Yunho.
“Baguslah, kalian menunggu apa lagi? kenapa belum pergi juga? Menunggu ku usir?” ucap Changmin lagi.
“Ya! Memangnya kau yang punya sekolah ini?” kesal Yunho.
“Ck, Joongie, ajak suami mu ini keluar. Suaranya bisa menggangu tunanganku..” ucap Changmin pura-pura kesal.
“Ck, kau ini. Joongie, ayo keluar..” ajak Yunho akhirnya.
.
.
.
.
“Hyung, kita mau kemana?” Tanya Jaejoong saat sudah berada di depan mobil Yunho.
“Hyung? Sepertinya aku lebih suka kau panggil Yunnie…” ucap Yunho.
“Eh?..”
“Belum makan siang kan? Ayo kita makan..” ucap Yunho sambil membukakan pintu mobilnya untuk Jaejoong.
Sesampainya di café, Yunho memesankan makanan untuk Jaejoong, Karena namja cantik itu selalu terlihat kikuk di depannya. Sangat berbeda dengan Jaejoong kecil yang agresif.
“Joongie..”
“Ne?”
“Sudah berapa lama kau kembali kesini?” Tanya Yunho memulai perbincangan.
“Seminggu mungkin..” jawab Jaejoong.
“Apa ada yang mengganggumu? Kau terlihat tidak nyaman..”
“Joongie hanya malu hyung…” ucap Jaejoong sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Malu? Kenapa? Sudah ku katakan kan, aku lebih suka di panggil yunnie?”
“Mian.. Joongie sangat malu kalau mengingat dulu Joongie selalu mengatakan Yunnie itu suami Joongie…” ucap Jaejoong sambil menunduk, wajahnya memerah sempurna.
“Hahaha, tidak masalah. Kalau dulu kau yang berteriak-teriak aku ini suamimu, kalau sekarang, tidak masalah kan kalau aku berteriak-teriak kau itu istriku?” goda Yunho.
“Yunniiieeee….”
“hahahha rasanya sudah lama sekali…” ucap Yunho sambil menerawang jauh.
“Ne..”
“Selain aku, apa masih ada orang lain yang kau sebut suami mu, Joongie?” Tanya Yunho. Dan Yunho benar-benar berharap jawabannya TIDAK ADA!.
“Tidak ada..” jawab Jaejoong dan membuat Yunho tersenyum senang.
Tiba-tiba Jaejoong teringat saat dirinya baru pindah ke Jepang dan memasuki sekolah barunya, namja kecil itu menangis hebat saat umma nya berkata tidak ada Yunnie-nya disana. Bahkan Jaejoong sampai sakit hanya karena merindukan Yunho.
“Kenapa melamun?” Tanya Yunho menyadarkan Jaejoong.
“Eh? Mianhae..” jawab Jaejoong salah tingkah.
Sedang asik memandangi wajah Jaejoong, tiba-tiba ponsel Yunho bergetar, dan ada pesan masuk disana, ternyata dari Jung umma.
“Yun, Appa mu sudah membaik, dan sebentar lagi kami akan kembali ke korea. Ingat kan kalau sebentar lagi ulang tahun appamu? Dia meminta kado darimu, kadonya gampang saja, bawakan kami calon istrimu saat kami pulang nanti ne? bogoshipo nae aegya.. “ selesai membaca pesan dari sang umma, Yunho tersenyum manis dan mengetikkan pesan balasan untuk sang umma.
“Aku akan menunggu umma dan appa kembali dalam kesini, soal calon istri, aku akan membawanya segera. Aku pikir aku sedang jatuh cinta umma :p . nado bogoshipo.” Selesai mengetik pesan balasan, yunho kembali focus pada Jaejoong yang ada di hadapannya.
“Sepertinya Yunnie mendapatkan pesan dari seseorang yang special..” ucap Jaejoong terdengar sebiasa mungkin, padahal dalam hati dia penasaran setengah mati.
“Ne. Dari umma. Umma bilang akan segera pulang ke korea. Dan dia minta aku memperkenalkan calon istriku padanya. Ku pikir aku tidak akan sepusing dulu dalam menghadapi permintaan yang satuu itu, istriku sudah kembali..” ucap Yunho sambil mengedipkan matanya kearah Jaejoong, dan BLUSH…… wajah Jaejoong memerah kembali.
“I- istri? Siapa?” Tanya Jaejoong gugup.
“Nama Kim Jaejoong. Sudah sejak dulu dia mendeklarasikan diri sebagai istriku. Karena dulu dia masih kecil, jadi aku tidak terlalu menanggapinya. Dan karena sekarang dia sudah dewasa, aku ingin menagih ucapan nya dulu. Dia harus jadi istriku…” ucap Yunho santai.
“Yu-yunnie… itu..”
“Apa sekarang kau sedang menyukai seseorang?”
“Tidak..”
“Apa sekarang kau sudah tidak menyukaiku lagi?”
“Bukan begitu maksudnya.. tapi…”
“Ne?”
“Perasaan Joongie tidak pernah berubah… Yunnie saja yang bodoh!” ucap Jaejoong tiba-tiba kesal.
“Mwo?”
“Yunnie selalu menganggap Joongie sebagai adik kan? Kalau Yunnie mengatakan itu hanya untuk menyenangkan hati Joongie, itu kejam sekali! Dari dulu Joongie tidak pernah main-main..” ucap Jaejoong.
“Maafkan aku kalau begitu. Jadi, apa menurutmu terlalu cepat kalau aku memintamu untuk jadi istriku? Atau menjadi namjachingu dulu, mungkin?” Tanya Yunho. Seolah menemukan tulang rusuknya, Yunho merasa sangat lengkap bersama Jaejoong, terpisah sepuluh tahun, tidak membuat Yunho lantas melupakan keseluruhan tentang Jaejoong. Bahkan sekali melihatpun, Yunho sudah tau kalau itu adalah Joongienya! Apa lagi yang harus di ragukan? Getaran itu ada dan nyata, kenapa harus menunda kalau kau bisa meraihnya segera?
“Sepuluh tahun itu bukan waktu yang cepat tuan Jung!” kesal Jaejoong.
“Lalu?”
Jaejoong mengangguk malu-malu sebagai jawaban.
“Gomawo..” ucap Yunho sambil mencium punggung tangan Jaejoong.
.
.
.
.
Sementara itu~
“Kubunuh kau Shim Changmin…..” desis Kyuhyun berbahaya. Seperti ada aura mistis di sekitar namja itu.
Akibat pingsan terlalu lama, Kyuhyun harus menghadapi kenyataan dia terbangun di atas ranjang Changmin seorang diri dalam keadaan ehem.. naked!
“SHIMMMM CHANGMIINNNNNNNNN…. KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAAAABBBBBB” teriak Kyuhyun membahana.
Mendengar teriakan Kyuhyun dari kamarnya, Changmin menyeringai iblis.
“hohohoho Cho Kyuhyun, kena kau.. “ ucap Changmin menyeramkan.
Sementara Kyuhyun tengah frustasi melihat keadaannya, dan berteriak- teriak heboh agar Changmin bertanggung jawab, Changmin hanya mengangkat bahunya cuek. Rasanya rencananya berjalan mulus, Kyuhyun pasti akan minta di nikahi segera olehnya. Padahal dia hanya membuka pakaian Kyuhyun saja, tapi pasti si namja labil itu sudah berpikir Changmin sudah melakukan ‘yang iya-iya’ pada tubuhnya.
“SHIM CHANGMIN SIALAAAAANNNNNN…”
.
.
.
FIN
Lama yak? Muahahahhahaha
Kaka abel sibuk ni pemirsah, jadi ya gitu.
Akhirnya selesai juga.
Sampai ketemu di FF yang lain ya pemirsah.
GOMAWO YANG UDAH REVIEW DAN YANG CUMA NUMPANG BACA. 😀
*KecupManja
TWITT: PARKCHUNIEE
LITTLE Mrs. JUNG
.
.
.
Chap 2.
.
.
Jaejoong tengah makan siang bersama umma dan appanya, tidak ada yang di pikirkan bocah lima tahun itu, yang dia tau adalah appanya datang membawa segudang mainan dan mengajaknya makan di tempat makan favoritenya. Kaki namja kecil itu menggantung dan bergerak ke depan dan ke belakang di kursinya, di pegangnya pisau dan garpu di tangan mungilnya, tak sabar menunggu makanannya tiba.
“Appa, tadi disekolah, Joongie menggambar gajah..” ucap Jaejoong memulai kebiasaannya kalau bersama kedua orang tuanya, berceloteh tanpa henti.
“Oh ya? Gajahnya seperti apa? Apa gajahnya berwarna pink dan hijau lagi seperti waktu itu, Joongie?” Tanya Appanya terlihat antusias menanggapi celotehan anaknya. Meskipun gambar anaknya selalu ajaib, tetap saja tuan Kim itu akan dengan senang hati memberikan figura pada setiap hasil karya anaknya yang ajaib itu.
“Ne appa. Tapi Kali ini Joongie menggambar anak gajah… hanya satu saja hihihi…” ucap Jaejoong terkekeh sendiri.
“Kenapa hanya satu Joongie? Bukannya Joongie sering bilang kalau sendiri itu tidak enak?” Tanya Umma nya ikut menanggapi Jaejoong kecilnya. “Kalau gajah nya kesepian, bagaimana?” Tanya sang umma lagi.
“Hihihi kalau dulu Joongie menggambar dua gajah, itu adalah Joongie dan Yunnie. Dan anak gajah yang Joongie gambar itu, anak Joongie dan Yunnie.. hihihi” ucap namja kecil itu tertawa malu-malu di depan orang tuanya.
“Siapa Yunnie?” Tanya sang appa kebingungan.
“Yunnie itu, suami Joongie, appa..” ucap Jaejoong agak kesal karena appa nya tak mengenal ‘suami’ nya.
“Suami?” Tanya sang appa sambil tersenyum lucu.
“Ne. Yunnie itu suami Joongie..”
“Sejak kapan kalian menikah? Kenapa appa tidak tau?” goda Kim appa lagi dia sangat senang mengganggu anaknya yang sedang cemberut itu.
“Hahaha, sudahlah Yeobo. Nanti Joongie kita akan semakin kesal dan tidak mau makan..” ucap Kim umma sambil mengelus lengan sang suami.
“Appa menyebalkan!” kesal Jaejoong sambil menggembungkan pipinya. “Masa menantu sendiri tidak tau..” cibir Jaejoong pelan dan masih bisa terdengar di telinga kedua orang dewasa itu, dalam seketika, tawa meledak diantara mereka.
“Ohya, appa ingin membahas tentang kepindahan kita ke Jepang…” ucap Kim appa semangat.
“Jepang? Tempat appa bekerja?” Tanya Jaejoong penuh minat.
“Ne. appa sudah menyiapkan satu rumah untuk kita. Kalau di Jepang nanti, Joongie akan selalu bertemu dengan Appa setiap hari, dan disana, appa menghadiahi kamar pribadi. Jadi Joongie tidak akan tidur bersama appa dan umma lagi, seperti doa Joongie waktu ulang tahun kelima…” ucap Kim appa semangat membagi cerita dengan sang anak.
“Jinja? Joongie mau pindah ke jepang appa… ayo kita pindah..” ucap Jaejoong semangat. Doanya saat ulang tahun kelimanya adalah dia ingin tidur sendirian, punya kamar sendiri dan memiliki tempat tidur berbentuk gajah sebagi kepala tempat tidurnya. Doa polos seorang anak berumur lima tahun memang selalu ke intinya kan?
“Hahaha, tidak sekaarang sayang. Kita pindahnya dua minggu lagi. Joongie harus menerima rapor semester awal dulu, baru kita pindah kejepang..” terang Kim appa.
“Ne appa, Joongie sudah tidak sabar…” ucap Jaejoong dengan maa berbinar.
“Kenapa mendadak sekali, yeobo? Seharusnya kau membertihaku sebulan sebelumnya.. jadi aku bisa mempersiapkan semuanya..” ucap Kim umma.
“Tidak perlu menyiapakan apapun, yeobo. Cukup bawa baju dan beberapa barang yang penting saja. Aku sudah menyiapkan rumah, lengkap dengan isinya..”ucap Kim appa sambil menggenggam tangan Kim umma erat.
“Dasar kau ini, selalu saja begini..” ucap Kim umma.
“Ne. Aku selalu begini, penuh kejutan, makanya kau tidak bisa tidak mencintaiku kan?” ucap Kim appa sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Hihihihi kalau Joongie sudah besar, Joongie akan seperti umma dan appa bersama Yunnie..” ucap Jaejoong terkekeh malu sambil menutup mulutnya dengan tangan mungilnya.
“Hahaha, dasar..” ucap kedua orang tuanya dan mencium pipi anak centil mereka bergantian.
.
.
.
.
Besoknya di sekolah, Jaejoong sudah bersiap berdiri di barisannya, seperti kebiasaan sehari-hari sebelum masuk kelas, mereka selalu di bariskan di depan pintu kelas.
“Joongie~” sapa Changmin ceria sambil melambai-lambaikan tangannya, Jaejoong hanya tersenyum dan balas melambai dan melongokkan kepalanya mencari-cari keberadaan Yunho- nya diantara kerumunan anak SMA yang berlalu lalang bersamaan dengan Changmin. Lelah mejulurkan kepala dan yakin kalau ‘suami’ nya tidak ada diantara kerumunan siswa SMA itu, Jaejoong sedikit kesal dan kembali berbaris.
“Selamat pagi, Joongie~” sapa sebuah suara di belakang punggung Jaejoong. Tanpa melihatpun, Jaejoong tau kalau orang itu adalah Yunho. Dengan wajah malu-malu, Jaejoong membalikkan badannya kearah Yunho yang sudah berjongkok.
“Yunnie..” sapa Jaejoong ceria dan memamerkan gigi susunya yang terlihat karena dia tersenyum lebar.
“Ini permen untukmu sebagai permintaan maaf hyung padamu, karena semalam hyung tidak bisa menemui Joongie..” ucap Yunho tersenyum manis dan memberikan permen pada Jaejoong.
Mengingat kejadian semalam, mendadak Jaejoong kesal. Sangat kesal! Bahkan dia langsung membalikkan badannya membiarkan Yunho kebingungan.
“Ada apa?” Tanya Yunho sambil memegang kepala Jaejoong dengan telapak tangannya yang besar.
“Joongie sedang marah pada Yunnie. Pergilah, nanti Joongie bisa-bisa menggigit tangan Yunnie kalau Joongie sangat kesal..” ucap Jaejoong sambil mendongak dan melipat tangannya di depan dada dengan permen di tangannya.
“Eh? Waeyo?” Tanya Yunho kembali berjongkok di hadapan namja kecil itu.
“Karena semalam Yunnie selingkuh!” tuduh Jaejoong dengan sorot mata tajam yang tampak sangat TIDAK seram.
“Oh ya? Tapi semalam hyung tidak merasa sedang selingkuh. Selingkuh itu apa?” Tanya Yunho berpura-pura tidak tau.
“Eh? Iya ya.. selingkuh itu apa…” guman Jaejoong pelan dan membuat namja bermata musang itu tertawa dan mengelus sayang kepala namja kecil yang suka sekali menjerit- jerit kesal pada siapapun yang terlihat mesara pada Yunho dan akan dengan lantang mengatakan kalau Yunho adalah suaminya.
“Sudahlah. Jadi, hyung di maafkan tidak?” Tanya Yunho.
“Tidak..”
“Kalau begitu, kembalikan permen hyung.. cepat..” ucap Yunho sambil menggerak-gerakkan jarinya dengan gaya meminta bak preman.
“Aniya! Ini milik Joongie!” ucap Jaejoong sambil memeluk permen besar berbentuk pusaran dengan warna-warni sebagai coraknya, bahkan besar permen itu hampir sama dengan kepala namja kecil itu.
“Tidak bisa. Kalau menerima permennya, Joongie juga harus memaafkan hyung..” ucap Yunho lagi.
Jaejoong tampak menimbang-nimbang pilihannya. Sangat sayang sekali kalau dia mengembalikan permen besar ini pada Yunho, tapi dia masih kesal. Dengan sedikit licik, Jaejoong mengangguk .
“Kenapa hanya mengangguk?” Tanya Yunho yang sedang mengulum senyumnya di depan Jaejoong.
“Baiklah, Joongie maafkan..” jawabnya enteng.
“Berarti, Joongie sudah memaafkan hyung, ne?”
“Ne” jawab namja kecil itu tersenyum palsu. Demi permen besar yang tak akan di serahkannya lagi pada Yunho. Anak kecil mana yang menolak di berikan makanan manis?.
“Baiklah. Sampai bertemu saat pulang sekolah nanti, ne?” ucap Yunho sambil mengacak surai hitam Jaejoong. Namja kecil itu hanya tertawa kecil dan sangat puas. Biarlah dia memendam kesalnya sendiri, asalkan permen ini tetap ada di tangannya! Licik?.
.
.
.
.
“Jooonngggiiieee…” teriak Sooyoung meriah sambil menggendong Jaejoong yang sedang berdiri di depan gerbang bersama teman-temannya yang sedang menunggu jemputan seperti biasa.
“Noonnaaa…” ucap Jaejoong sambil memeluk erat leher Sooyoung. Jaejoong sangat suka pada Sooyoung, karena yeoja ini sangat baik padanya dan suka sekali membelikan Jaejoong barang-barang lucu, entah itu jepitan rambut, kalung, atau apapun yang berbentuk gajah. Matre?
“Joongie, umma noona ingin bertemu Joongie lagi. umma noona ingin mengajak Joongie membuat kue kering lagi..” ucap Sooyoung sambil memandang lucu pada bocah yang tengah di gendongnya dan memeluk lehernya erat.
“Benarkah?” Tanya Jaejoong dengan mata berbinar.
“Ne. Setelah noona pulang sekolah. Joongie akan noona jemput dirumah ne..” ucap Yeoja itu semangat.
“Ne Noona. Joongie sangat suka pada Ahjumma. Ahjumma sangat baik..” ucap Jaejoong semangat. Pengertiann baik bagi Jaejoong sendiri adalah orang-orang yang ikhlas hati memberikan apapun kemauannya tanpa dia minta. Matre? Jawab sendiri!.
“Yunnieee~” sapa Jaejoong ceria saat namja itu melintas bersama Changmin di lapangan basket yang ada di sekolah mereka.
Melihat Jaejoong yang tengah di gendong Sooyoung, Yunho dan Changmin berjalan menghampiri namja keci itu dan tersenyum lucu. sudah ku katakana kan, tidak ada yang tidak lucu dari seorang Kim Jaejoong?.
“Joongie, belum pulang?” Tanya Yunho mengelus kepala namja kecil itu.
“Umma belum menjemput Joongie.” Jawab Jaejoong.
“Joongie…” sapa namja berjas lengkap dengan kaca mata hitamnya sambil melambaikan tangannya pada Jaejoong.
“Appaaa…” teriak Jaejoong senang dan berlari kencang memeluk kaki appa nya.
“Ayo kita pulang…” ucap Kim appa sambil meggendong anaknya dan menggenggam tas dan termos Jaejoong ditangan kirinya yang tidak digunakan.
“Annyeong Ahjushi..” sapa Sooyoung sambil membungkuk hormat.
“Ah.. Sooyoung, lama tidak bertemu..” ucap Kim appa sambil tersenyum.
“Ne Ahjusshi, aku sering kerumah ahjusshi untuk menjemput Joongie, tapi Ahjusshi jarang ada dirumah. Ah iya ahjushi, nanti aku ingin menjemput Joongie, umma merindukan Joongie. Apa boleh?” ucap Soohyung penuh harap.
“Hahaha mianhae. Ahjushi memang jarang ada di korea. Jam berapa kau akan menjemput Joongie? Kalau begitu Ahjushi akan sangat terbantu…” ucap Kim appa ramah.
“Pulang sekolah aku akan menjemput Joongie, Ahjushi. Mungkin sekitar jam 1 siang.”
“Baiklah. Bagaimana Joongie? Kau mau kerumah Sooyoung noona?” Tanya Kim appa meminta pendapat sang anak yang sedang berada di gendongannya.
“Tentu saja. Joongie ingin bertemu Ahjumma. Lagian dirumah berantakan sekali. Umma dan appa kan sedang sibuk berkemas…” ucap Jaejoong lagi.
“Berkemas? Ahjusshi mau kemana?” Tanya Sooyoung penasaran.
Yunho dan Changmin yang hanya melihat tanpa berbicara, merasa ada yang aneh. Yunho merasa seperti sebagian dari dirinya akan ditarik paksa, seolah akan dijauhkan dari seseorang yang berarti baginya. Tapi namja Jung itu menepis jauh-jauh perasaannya itu.
“Apa Joongie belum bercerita? Biasanya anak ini cerewet sekali.. Ahjushi sekeluarga akan pindah ke Jepang, jadi sedang berkemas dulu.”
“Kapan?” ucap Yunho, Sooyoung dan Changmin bersamaan. Melihat remaja-remaja itu tampak terkejut, Kim appa hanya tersenyum canggung.
“Dua minggu lagi, setelah pembagian rapor di taman kanak-kanak ini..” ucap Kim appa.
Yunho terdiam, tak tau apa yang dia rasakan, jantungnya berdetak sangat kencang, rasanya sangat-sangat aneh. Dia mendadak gelisah hanya karena mendengar Jaejoong akan pindah ke Jepang. Yunho sadar Ada yang aneh, tapi Yunho kembali menepis perasaan itu dan berpikir kalau itu terjadi karena dia lapar saja, meskipun dia sendiri tak yakin dengan apa yang dirasakannya.
“Appa… hihiihi..” ucap Jaejoong menyadarkan mereka semua. Namja itu terkikik kecil. Dia lupa memperkenalkan seseorang pada appa nya karena terlalu senang appanya menjemputnya di sekolah hari ini.
“Ada apa Joongie?” Tanya Kim appa bingung.
“Itu…” tunjuk Jaejoong malu-malu pada namja bermata musang yang sepertinya nyawanya sedang melayang-layang “Itu suami Joongie…” ucap namja kecil itu dan seketika tawa Changmin pecah, menyadarkan Yunho dari lamunannya.
“Mianhae..” ucap Changmin malu karena merasa tawanya keterlaluan. “Ah… Annyeong ahjushi, Shim Changmin imnida, dan yang di sebelahku ini adalah menantu anda, namanya Jung Yunho..” ucap Changmin sambil membungkuk dan memaksa Yunho juga ikut membungkukkan badan bersamanya dengan cara menekan bahu namja Jung itu.
“Hahahahha, jadi ini Yunnie yang dimaksud Joongie?” ucap Kim appa tertawa lucu. sementara anaknya yang berada di gendongan sedang menyembunyikan wajahnya karena malu.
Yunho hanya garuk-garuk kepalanya yang tak gatal, dia tak tau harus berkata apa. Dia tidak membantah dan tak juga mengiyakan ucapan Changmin, namja itu hanya tersenyum kikuk.
“Ne, Ahjushi.. ini menantu anda..” timpal Sooyoung, mau tak mau, Yunho pun ikut tertawa mendengar olok-olok teman nya itu.
“Wahh kalau begitu aku harus menunggu sampai Joongieku dewasa dulu, anak muda..” ucap Kim appa masih tertawa.
“Tentu saja Ahjushi, dia pasti akan menunggu anak anda.” Ucap Changmin dan sukses mendapat tendangan dari Yunho.
“Hahahha, baiklah. Kami harus pergi dulu. Umma Joongie pasti sudah menunggu dan pasti akan marah-marah kalau kami terlambat lima menit saja…” ucap Kim appa.
“Ne Ahjushi. Sampai bertemu nanti..” ucap Sooyoung dan membungkukkan badan.
“Ne ahjushi..” ucap Yunho dan Changmin bersamaan.
“Dah Yunnie, Noona, Changmin hyung..” pamit Jaejoong sambil melambaikan tangan mungilnya dan berlalu dari hadapan ketiga remaja itu..
.
.
.
.
“Joongie… Sooyoung noona sudah menjemput..” ucap Kim umma sambil menyambut tamu mereka. Yeoja yang sangat sering menjemput anaknya dirumah untuk diajak bermain, entah itu dirumahnya atau dimana ssaja.
“Ne umma. Joongie datang…” teriak Jaejoong sambil berlari menuruni tangga rumahnya.
“Ahjumma sangat terbantu kali ini, Sooyoung..” ucap Kim umma.
“Hahaha aku justru sangat senang mengajak Jaejoong kerumah. Kalau ada Joongie, rumah kami jadi ramai sekali Ahjumma..” ucap Sooyoung sambil terkekeh pelan.
Jaejoong memang sangat sering kerumah Sooyoung, namja kecil itu suka berada di sana karena Umma Sooyoung sangat suka mengajaknya memasak, berbeda jika namja kecil itu ada dirumah, apapun yang dia minta akan tersedia hanya dengan ucapan. Ummanya tidak mengizinkan Jaejoong kedapur, apalagi tanpa pengawasannya.
“Noonnnaaa…” teriak Jaejoong dan berlari memeluk Sooyoung.
“Sudah siap?”
“Sudah noona..” jawab Jaejoong mantap.
“Joongie, ingat pesan umma, jangan merepotkan Ahjumma dan Noona ne? “ pesan Kim umma.
“Siap boss. Joongie tidak akan merepotkan noona dan ahjumma..” ucap Jaejoong dan menggandeng tangan Sooyoung keluar rumah.
“Aku pasti akan sangat merindukan Joongie kalau kalian pindah, Ahjumma..” ucap Sooyoung pelan. Terbersit kesedihan disorot mata yeoja itu dan berjalan bergandengan bersama Jaejoong keluar rumah.
“Kau bisa setiap hari kesini sebelum kami pindah, Sooyoungie..” ucap Kim umma menenangkan.
“Ne Ahjumma. Gomawo. Apa malam ini Joongie boleh tidur bersama ku? Sudah lama Joongie tidak menginap dirumahku, Ahjumma..” ucap Sooyoung seperti memohon.
“ Tentu. Ahjumma akan persiapkan bajunya dulu..” ucap Kim umma.
“Tidak perlu ahjumma. Baju Joongie sangat banyak di rumah kami..” cegah Sooyoung.
“Ne. hatii-hati ne. “ ucap Kim umma memandang sendu punggung Sooyoung.
.
.
.
“Joongie, kalau Joongie pindah, siapa yang akan menjaga Yunnie dari yeoja-yeoja genit?” Tanya Jessica mencoba mencuci otak Jaejoong agar memberontak dan tidak jadi pindah.
“Benar Joongie, bukannya banyak yeoja yang suka mendekati Yunho. Joongie tidak takut?” timpal Ahra seperti menakut-nakuti.
“Ne Joongie, harusnya Joongie tidak boleh pindah. Bisa-bisa Yunho selingkuh…” ucap Tiffany lg, sepertinya yeoja-yeoja ini sangat tidak ingin Jaejoong pindah.
“Tapi Appa bilang, Joongie akan diberikan kamar sendiri kalau Joongie pindah kejepang noona…” ucap Jaejoong mulai bimbang. Sepertinya hasutan yeoja penggila Jaejoong ini sedikit berhasil.
“Ck.. disinipun joongie bisa punya kamar sendiri. Joongie tidak mungkin dibiarkan sekamar dengan umma dan appa Joongie selamanya..” ucap Tiffany dan mendapat anggukan dari kedua rekannya yang tergabung dalam team untuk mencuci otak Jaejoong.
“Tapi Joongie tidak mau berpisah dengan umma dan appa…” ucap Jaejoong lagi.
“Sekarang, Joongie memilih Yunho atau Umma dan Appa Joongie?” tantang Ahra.
“Tentu saja umma dan appa..” jawab Jaejoong polos dan membuat ketiga yeoja itu terjengkang kebelakang. Sepertinya mereka lupa kalau Jaejoong hanya anak berumur lima tahun yang akan menangis bila terpisah dengan orang tuanya.
“Sudahlah, kita hentikan saja…” ucap Jessica putus asa.
“Sudah lelah mencuci otak Joongie?” sindir Sooyoung yang berdiri di depan TV dimana ada Jaejoong, Jessica, Tiffany, dan Ahra disana tengah duduk.
“Aku menyerah..” ucap Ahra menundukan kepalanya dimeja ruang TV Sooyoung.
“Sudahlah, kalian ini terobsesi sekali menjodohkan Joongie dengan Yunho. Perlu kalian ingat, Joongie itu masih lima tahun..” ucap Sooyoung smabil meletakkan gelas minuman di depan teman-temannya.
“Tapi.. apa yang akan aku kerjakan selama istirahat pertama kalau Joongie tidak ada? Siapa lagi yang bisa ku goda sampai memerah?” ucap Jessica menerawang jauh, seperti putus asa.
“Sicca benar.. pasti sangat membosankan. Dan yunho bodoh itu, dia hanya mengganggap Joongie kita sebagai adik sepertinya..” ucap Ahra masih menunduk.
“Hahaha jadi kalian berharap Yunho jadi pedofil? Itu menyeramkan…” ucap Sooyoung.
“Hah.. sudahlah, mala mini aku ingin menginap disini bersama Joongie. Aku ingin sepuas-puasnya memeluknya dan bercerita hal-hal tidak penting. Dan jangan menolakku untuk menginap disini, Sooyoung.” Tatap Tiffany tajam.
“Aku juga menginap disini!” teriak Ahra dan Jessica bersamaan.
“Joongie juga!” ucap Jaejoong ikut-ikutan. Keempat yeoja remaja itu tertawa melihat Jaejoong dan memeluk namja kecil itu gemas.
.
.
.
Yunho berbaring di kamarnya sambil memandangi langit-;angit kamarnya, tidak ada yang berubah, tetap seperti itu dari dulu. Kembali dia mengingat-ingat soal Jaejoong. Namja itu tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat teringat kelakuan Jaejoong yang possessive padanya.
Saat itu Yunho tengah membantu salah satu guru membawakan buku-buku PR mereka ke kantor guru. Jaejoong yang saat itu sedang bersama dengan teman-temannya bermain, memandang Yunho terpesona dan Yunho sangat menyadari tatapan itu. Dia menikmati tatapan kagum namja kecil yang di anggapnya sebagai adiknya itu dari ekor matanya. Selesai mengantarkan buku ke kantor guru, Yunho berjalan kearah Jaejoong dan teman-temannya yang tengah bermain.
“Joongie..” sapa Yunho ramah, seperti biasa.
“Yunnie…” Jaejoong berlari dan memeluk kaki Yunho. Yunho langsung mengangkat Jaejoong dan menggendong namja kecil itu.
“Sedang apa?” Tanya Yunho.
“Joongie sedang bermain dengan teman- teman Joongie. Yunnie tidak belajar? Ini kan belum istirahat..” ucap Jaejoong sambil memandang curiga kearah Yunho.
“Hahaha, tadi hyung mengantarkan buku PR hyung ke kantor guru.” Jelas Yunho.
“Begitu ya…”
“Joongie, oppa ini siapa? Tampan sekali…” Tanya salah satu teman sekelas Jaejoong. Yeoja kecil dengan rambut dikepang dua dan pita biru laut yang mempermanis penampilannya.
“Tentu saja tampan..” ucap Jaejoong bangga.
“Oppa.. kalau aku sudah besar, oppa menikah denganku ya..” ucap Yeoja kecil itu, membuat Jaejoong membelalakkan mata besarnya. Mata doenya melotot marah kearah yeoja kecil berpita biru, berbeda dengan Yunho yang tertawa lucu dengan Jaejoong masih di gendongannya.
“Ya! Yunnie ini suami Joongie. Yunnie Cuma akan menikah dengan Joongie! Joongie sudah mengumumkannya pada teman-teman Yunnie!” kesal Jaejoong. Ditunjuk-tunjuknya wajah yeoja kecil itu dengan marah. Sementara Yunho sudah tertawa terbahak-bahak.
“Benarkah? Jadi Joongie sudah menikah?” Tanya yeoja kecil itu takjub.
“Tentu. Yunnie ini suami Joongie, mengerti? Jadi tidak ada yang boleh mengambil Yunnie dari Joongie.” Ucap Jaejoong sambil menggerakkan telunjuknya kekiri dan kekanan. Pandangannya masih menyorot tajam yeoja kecil yang tengah takjub mendengar ucapan Jaejoong barusan.
“Tapi kata songsaengnim, kalau masih sekolah, kita tidak boleh menikah Joongie. Akan ku adukan pada songsaengnim..” ucap Yeoja kecil itu sambil berlari kedalam kelas.
“Bagaimana itu, Joongie? Temanmu akan mengadukan pada songsaengnim kalau kita menikah?” Tanya Jaejoong pura-pura panic.
“Tidak apa-apa. Joongie akan beritahu appa dan umma kalau Joongie dimarahi Songsaengnim, jadi Yunnie tenang saja ne…” ucap Jaejoong sambil menepuk-nepuk kepala Yunho dengan tangan mungilnya. Namja bermata musang itu hanya tertawa dan mencium sekilas pipi Jaejoong.
“Baiklah, beritahu hyung kalau kau kena marah, ne?” ucap Yunho setelah menurunkan Jaejoong dari gendongannya.
“Ne hyung. Sampaikan salam Joongie pada Sooyoung noona ne, Joongie sangat suka boneka anak gajahnya..” pesan Jaejoong dan melambaikan tangannya pada Yunho yang mengangguk lucu.
Kembali namja Jung itu tersadar dari lamunannya, digaruknya kepalanya yang tak gatal. Pengaruh Jaejoong sangat hebat padanya, padahal selama ini tidak ada satu orangpun yang bisa membuat Yunho mengingat kembali apa yang sudah mereka lalui, tapi tidak dengan Jaejoong.
“Kalau anak itu pindah ke jepang, siapa yang akan meneriaki aku ini suaminya lagi?” Tanya Yunho entah pada siapa dan tertawa sendiri setelahnya.
.
.
.
Tiga hari sebelum keberangkatan Jaejoong ke Jepang, Yunho meminta izin pada Kim umma, Kim appa untuk membawa Jaejoong berjalan-jalan, tentu mereka tidak hanya berdua, ada Changmin dan Sooyoung juga disana. Maka izin membawa Jaejoong, segera di dapatkan dengan mudah.
“Kita kemana?” Tanya Changmin sambil menyetir Yunho. Sementara Yunho ada di sebelahnya, Jaejoong dan Sooyoung ada di belakang.
“Joongie ingin kemana?” Tanya Yunho sambil melongok kebelakang.
“Taman bermain … Joongie ingin kesana..” ucap Jaejoong meriah.
“Baiklah, kita akan kesana..” ucap Changmin semangat dan melajukan mobil Yunho menuju taman bermain.
Sesampainya disana, Jaejoong dan SooYoung yang selalu bergandengan, yeoja itu tidak pernah melepas Jaejoong sedetikpun dari tangannya.
“Joongie mau naik yang mana?” Tanya Changmin sambil memandang permainan-permainan yang tersebar disana.
“Joongie mau menaiki semuanya..” ucap JAejoong berbinar ceria.
Jaejoong mengajak Sooyoung, Yunho dan Changmin berkeliling taman bermain itu sampai sore hari, ada beberapa permainan yang tidak bisa di naiki Jaejoong mengingat tingginya yang tidak mencukupi untuk menaiki wahana tersebut, tapi hal itu tidak menyurutkan semangat Jaejoong untuk mencoba semua permainan.
Setelah membuat ketiga remaja itu hampir pingsan karena kelelahan, akhirnya Jaejoong mau berhenti bermain setelah Yunho membujuk namja kecil itu untuk berhenti dan membiarkan mereka beristirahat. Dan disinilah mereka sekarang, berada di sebuah kedai makanan yang masih berada di lingkungan taman bermain itu. Sooyoung tengah memijit betisnya yang terasa sakit, Changmin tengah meletakkan kepalanya di atas meja, sementara Yunho mengantri memesan makanan.
Jika ketiga remaja itu hampir pingsan, berbeda dengan Jaejoong yang sedang memegang boneka berbentuk macan di tanganya. Dia tak henti-hentinya takjub melihat bonekanya itu.
“Setelah ini apalagi, Joongie?” Tanya Changmin lemas.
“Joongie sudah lelah hyung. Kita pulang saja..” ucap Jaejoong dengan mata berbinar. Benar-benar bahagia.
“Terimakasih Tuhan…” ucap Changmin benar-benar bersyukur.
“Makanan datang..” ucap Yunho sambil memabawa nampan berisi makanan.
“Yun..” panggil Sooyoung sambil tersenyum lucu.
“Ne?” Tanya Yunho bingung, sementara Changmin sudah tak peduli dengan apapun lagi, bahkan jika bumi terbelahpun dia tidak akan peduli, dia harus menyelamatkan perutnya dari kelaparan yang melanda.
“Berikan ponselmu padaku..” ucap Sooyoung memaksa.
“Buat apa?”
“Berikan saja..” Desak Sooyoung.
“Ada apa?” Tanya Yunho penasaran.
“Kau tidak mau mebuat kenang-kenangan dengan istrimu? Hahahaha ini terkahir kita bisa bermain bersama kan. Joongie, mendekatlah, Noona ingin mengambil fotomu bersama Yunho..” ucap Yeoja itu dengan mata berkaca-kaca, walaupun wajahnya tersenyum.
“Baiklah..” ucap Jaejoong ceria. Sementara Yunho menarik namja kecil itu ke pangkuannya.
“Bersiap ne.. satu.. dua.. tiga..” bunyi kamera yang telah berhasil mengabadikan foto Yunho dan Jaejoong, membuat Sooyoung meneteskan air mata yang sudah di tahannya.
“Kenapa Noona menangis?” Tanya Jaejoong sedih. Yunho hanya diam, dia mengerti apa yang dirasakan yeoja itu. Sementara Changmin menghentikan makannya dan memandang wajah Sooyoung yang duduk di sampingnya dengan berwajah sendu. Tanpa diberitahupun, satu kelas Yunho sudah tau kalau Sooyounglah yang paling dekat dengan Jaejoong. Jadi tidak heran kalau yeoja itu menangis. Dia pasti tidak siap berpisah dari Jaejoong yang sudah di anggapnya sebagai adiknya itu.
“Aniya. Noona tidak menangis. Ahhh Joongie, kemarilah. Mari berfoto bersama Noona..” ucap Sooyoung menghapus air matanya. Jaejoong menyebrangi meja dengan bantuan Yunho, dan sekarang sudah terduduk dipaha Sooyoung.
“AKu ikut berfoto juga..” ucap Changmin semangat, berusaha mengembalikan keadaan ceria.
“Baiklah, aku akan mengambil foto kalian. Bersiap ne, satu.. dua.. tiga… klik!” foto itu terabadikan.
.
.
.
Hari keberangkatan itu tiba, Yunho terlihat ada disana mengantarkan Jaejoong dan keluarganya, tentu saja Jaejoong senang, ada suaminya disana. Sooyoung memilih tidak ikut mengantarkan jaejoong dan keluarganya karena dia tidak akan bisa untuk tidak menangis. Jadilah Yunho sendiri yang mengantar, sementara Changmin sedang pusing mencari parkiran.
“Jaga diri ne, dan jangan nakal di sekolah barumu.. ” ucap Yunho sambil berjongkok di depan Jaejoong yang terlihat imut dengan kaos lengan panjang dan celana selututnya.
“Ne.. ne.. Joongie tidak akan nakal..” ucap Jaejoong ceria. Mengingat kamar barunya yang akan segera ditempatinya, membuat Jaejoong lupa segalanya. Jangan lupakan kalau Jaejoong itu hanya anak kecil.
“Kita harus masuk, sayang..” ucap Kim umma.
“Baiklah. Sampai jumpa..” ucap Yunho berdiri.
“Tidak mau mencium Yunho hyung, Joongie?” Tanya Kim appa.
Jaejoong hanya tersenyum malu. Dan Yunho kembali berjongkok dan melebarkan lengannya. Jaejoong yang mengerti, langsung berlari dan memeluk leher Yunho. Setelah lama memeluk Yunho, Jaejoong melepaskan pelukannya dan mencium pipi Yunho kiri dan kanan.
“Sampai bertemu lagi, Yunnie…” ucap Jaejoong dan berlari mendekati umma dan appanya.
“Terimakasih sudah mau mengantar kami, anak muda..” ucap Kim appa dan memeluk Yunho sebentar.
“Ne, Ahjushi. Tidak masalah.” Jawab Yunho .
“Gomawo, Yunho-ah. Sesekali, datanglah ke jepang untuk menemui Joongie. Pintu rumah kami terbuka untukmu, Sooyoung dan Changmin..” ucap Kim umma dan memeluk Yunho.
“Ne Ahjumma, gomawo..” ucap Yunho.
Keluarga kecil Kim itupun melambaikan tangannya dan menghilang di pintu masuk bandara untuk Chek-in . yunho masih diam tak bergerak disana. Seperti ada lubang mengnganga didadanya, dia sendiri heran, kenapa rasanya seperti kehilangan anggota tubuhnya. Rasanya tak lengkap tanpa Jaejoong.
“Apa yang kau pikirkan Yunho. Aku hanya sedih karena tidak ada lagi yang akan mengganggumu denagn tingkah lucunya setiap hari. Itu saja. Ahh kau yakin juga pasti karena itu..” ucap Yunho meyakinkan dirinya sendiri atas apa yang dirasakannya.
Namja itu meninggalkan bandara dan memencet ponselnya untuk menelpon Changmin yang sepertinya masih pusing mencari parkir. Dari kejauhan, terlihat mobil Yunho sudah berhenti di depannya. Namja itu masuk kedalam mobil dengan perasaan kosong. Dan berlalu begitu saja…
.
.
.
TBC
Ini tu bukan kisah nyata loh ya, ini tu CUMA TERINSPIRASI dari anak tetangga kaka abel dulu namanya Cha-cha yang naksir mampus sama abang kaka abel, bang ari. Si caca ini ni, kalo udah ketemu sama abangnya kaka abel suka langsung panic sendiri trus sembunyi di rumahnya. Waktu kaka abel tanyain kenapa malah kabur, dia bilang dia malu. -___-
INI SERIUS YANG REVIEW ADA SERATUSAN LEBIH? GILA, DAHSYAT!
JEONGMAL GOMAWO
GUEST! ( yang namanya ga ketauan)
RISKA EONNIE. (aakkk love you eon..) | alienacass | blackwhite28 | BryanElfishy | nyanil. Joongie |
Miss bawel | Himawari Ezuki | annaun | Boo Fishy | voldemin vs kyutie | sycarp |ceicoung
Asha lightyagamiku | maria8 | mega | Clein cassie | NaraYuuki | trilililili |
MinnieGalz | min190196 | Kim seojin aka cloudKimmy | nony | tikka | simyJ |
YuyaLoveSungmin | Noviuknow | tha626 | lailajaejoongie7 | diitactorLove
FiAndyYJ | Nina317Elf | Kyuubi Kim | lipminnie | XianRinChoi| han eun ji |
Mey-chan | Eun blingbling| Kim mymi | hyukkie-chan | XXjia1993
Diya1013 | rara | jena8 | sora hwang | xxruuxx | Jung Jaema
MALLA EONNIE( usaha terus eon :p )
Anjannr | Jaejung Love | geuchan | redyna90 | lytaimoet812 | Jaezee shim
afreyJ | cho hanna |ryukey | lyaSiBum | alia choi | kim eun neul | baby Himme
BooMilikBear | Yzj84 | AyuClouds69 | Baekren | Selena Kim |lawliet jung |
Corn | hannaNick09| Lee kibum | amalia | fie | Yunholic | siro20 | Kyuhyuk07
putryBoo | angela Han | MyNENG’phantom |anieJOY’ERS |Yjchunniest
aya babykyu| toki3102 | MrsPark6002 | Heppi wulansari | DBSJYJ | didi
iqbaale | juwita. Resminingsari| siwonest612 | saltybear | yjnokokoro
desi2121 | dear panda | meirah. 1111 | aie | chunna82 | hana
aaaaakkkk kaka abel sayang kalian :***
FOLLOW ME: ParkChuniee
BROTHER COMPLEX
.
.
.
CHAP 5
.
.
“Kalian ini bagaimana.. hiks.. kenapa kalian bodoh sekali.. bisa-bisanya kalian membiarkan Joongie keluar rumah dan sampai terserempet mobil seperti itu hikss… kalian lihat lecet di tangannya kan? Dia pasti kesakitan! Apa saja yang kalian lakukan sampai-sampai tidak tau Joongie keluar gerbang rumah kita.. hiks..” rentetan kekesalan Kim umma terdengar nyaring di selingi isak tangisnya.
“Chagy.. sudahlah.. Joongie kita tidak terluka parah, kan?” ucap Kim appa menenangkan sang istri yang dari tadi menangis histeris melihat anak bungsunya terkapar di depan gerbang rumahnya dengan lecet di lengannya.
“Maafkan kami umma..” ucap keenam namja yang sedari tadi tertunduk lesu serempak.
“Bagaimana kalau tadi adik kalian di tabrak dan terjadi sesuatu yang buruk padanya, hah?” ucap Kim umma masih emosi pada keenam namja yang berstatus anaknya itu.
“Joongie hanya terserempet, chagy..” ucap sang suami menenangkan.
“HANYA? KAU BILANG HANYA TERSEREMPET? JADI, KALAU TADI JOONGIE KITA MENINGGAL, KAU JUGA AKAN BILANG JOONGIE KITA HANYA MENINGGAL, BEGITU?” sembur Kim umma pada suaminya- Hangeng- yang hanya bisa memijit pelipisnya menghadapi istrinya yang tengah histeris ini.
Baca lebih lanjut
LOVING YOU
CHAP 2
.
.
.
“Boo, ada hal yang harus kita bicarakan. Ini serius..” ucap Yunho.
“Tentang?” Tanya Jaejoong tak berminat.
“Tentang rumah tangga kita, tentang anak itu dan …”
“Apa? Kau mau minta cerai? Iya?” tuduh Jaejoong membabi buta.
“Aku tidak bilang ingin bercerai kan?” ucap Yunho sambil tersenyum dan mendudukkan dirinya di sebelah Jaejoong yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.
“Lalu apa?” Tanya Jaejoong merasa sedikit lega.
“Baiklah.. aku harap kau tidak menyela ucapanku sampai aku selesai bicara.” Ucap Yunho sambil menidurkan kepalanya dipaha Jaejoong.
“YA! Mau apa kau! ” bentak JAejoong panic saat Yunho dengan seenak jidatnya menjadikan paha Jaejoong bantalan kepalanya.
“Ingin bicara. Tapi dengan suasan yang santai. Kau ini, pada suami sendiri kenapa pelit sekali..” ucap Yunho masih masa bodo dengan sikap penolakan Jaejoong.
“Ck, cepatlah bicara. Pahaku bisa keram menahan kepalamu lama-lama” ucap Jaejoong dengan wajah merona. Entah karena marah, atau karena malu.
“Baiklah. Pertama, aku minta maaf soal perjodohan ini, walaupun aku tidak tau apa-apa, atas nama keluarga Jung, aku minta maaf padamu karena sudah menghambat cita-citamu. Kedua, aku sangat-sangat minta maaf soal kehamilan mu ini, karena anak di kandungan mu, keinginanmu kuliah, harus di kubur dan soal insiden malam itu, aku berani bersumpah kalau aku sedang dalam keadaan tidak sadar, kau tau sendirikan? Waktu itu teman-teman kantorku datang kerumah kita, kami minum-minum dan sampai aku mabuk, lalu….. maafkan aku..” ucap Yunho panjang lebar.
“Seenakmu saja. Kau pikir, dengan minta maaf, sudah cukup?” ucap Jaejoong buka suara.
“Lalu?” Baca lebih lanjut